Hi, selamat sore, pada kali ini akan membawa pembahasan mengenai the best health insurance in australia Sebodoh itukah BW Cs? Tentu TIDAK simak selengkapnya

IDTODAY.CO - KPU seperti telah diduga sejak awal, alhasil melantik jagoan Pilpres 2019. Langkah itu diambil setelah MK seperti juga menduga diduga, menolak ketentuan si penantang.
Selesaikah komplikasi bangsa? Jawabnya absolut tidak semudah itu. Meski undang-undang daerah menyatakan MK merupakan tunggal wahid langka mahkamah serta akhirnya belakang and binding (final dan mengikat), tapi hati kian dari 44,50 % suara ala KPU atau 52% ala BPN, absolut tidak enteng ditebak. Mungkin ada pihak yang akan menerima, tapi sepanjang ilmu saya, tampaknya tidak demikian. Alasannya bisa dimaklumi, segala yang kasat mata, tidak jadi bakal pertimbangan. Apa yang berjalan di masyarakat, sama banget tidak jadi acuan.
Tak bertanya-tanya bacaan rakyat menggugat, telah dari terlihat. Buktibya di medsos rasa ketidakpuasaan masih menggelora. Mereka sebel, marah, mencaci, memaki keputusan yang dianggap tidak adil itu, masih membahana. Bahkan yang mengerikan, ada jutaan rakyat insyaa Allah bakal menggugat segala ketidakberesan itu di akhirat, di ambang Allah, utamanya buat ke-9 orang hakim MK itu.

Sebodoh itukah?
Sekali lagi, saya bukan orang hukum, tapi logika saya konsisten berangkat dengan sehat. Sekali berulang juga, saya sama banget tidak terkejut Mahkamah Konstitusi memenangkan petahana. Dan, banget berulang nih, saya rakyat jelata, bisa segala apa dengan vonis MK?
Tapi ada sesuatu yang berjalan menggayut di benak saya dan saya yakin sejenis itu juga dengan jutaan rakyat marhaen lainnya, sesuatu yang menggelatak buat ditanyakan: “Sebodoh itukah BW cs?”
Pasti, TIDAK. Reputasi Bambang Wijoyanto, Denny Indrayana, Teuku Nasrullah, Zulfadli, Dorrel Almir, Iskandar Sonhaji, Iwan Satriawan, dan Lutfi Yazid, tidak bisa diragukan. Mereka, pasti bukanlah sekumpulan badut hukum. Mereka bukan penggembira pada arena hukum. Mereka boleh dipastikan merupakan getah perca bahadur hukum yang ahli serta tidak takut dengan ancaman.
Tapi, kok sarwa gugatannya ditolak MK? Semua dalil dianggap tidak ada dasar hukumnya? Jawaban sebenarnya kita juga telah tahu. Meski MK membongkar jemaah dengan nama Allah, pelaksanaannya, silahkan biji sendiri.
Teuku Nasrullah mengatakan, MK menduga melaksanakan pagar atau perangkap buat menjala sarwa dalil yang diajukan bagi timnya.
“Jadi Mahkamah itu telah melaksanakan pagar-pagar atau ranjau-ranjau yang bakal menjala sarwa dalil kami,” ujar Teuku Nasrullah. (TribunPalu.com).
Seorang kawan melayangkan WA judulnya seperti ini:
Mari Berhitung…!!
Sidang terakhir yaum Jumat, Hari Sabtu dan Minggu, libur.
Jadi yaum kerja Senin s/d Kamis dengan total tempo kerja, (tiga) 3 Hari. Jumlah Jam kerja seharinya 8 jam. Jadi totalnya 24 jam.
Apa yakin MK mendiskusikan bukti- bukti yang diajukan, dan menganalisanya?
Sementara kita tau dari Jam 13 wib sampai jam 21 wib naskah yang dibacakan belum selesai. Naskah yang dibaca selagi 9 jam setidaknya butuh tempo 18 jam buat mengetiknya.
Mari kita berpikir…!!
Waktu yang tersedia 24 jam. Lalu, 18 jam dihabiskan buat mengetik. Belum berulang mengkonsepnya, mengoreksinya. Semua harus tempo pula.
Pertanyaannya, KAPANkah MK MENELITI SEMUA ALAT BUKTI…?
Dengan sejenis itu maka kita tahu bahwa logika kawan saya itu, logika kita (rakyat jelata), dan absolut logika BW cs, jelas satu irama. Tapi, logika MK? Ya biji sendiri.
Bagi kita (rakyat jelata) yang jumlahnya 44,50% ala KPU atau 52% ala BPN, BW cs PASTI TIDAK BODOH, bahwa sarwa permohonannya ditolak, Gusti Allah mboten sare. Kita tunggu mereka, khususnya getah perca hakim MK di akhirat. Kita embuh tahu, bisakah mengatur mengatakan: “Dalil hukumnya tidak bisa dibuktikan!”
Dan jika ada yang melahirkan bahwa acara pilpres memadai sampai di dunia saja, silahkan juga biji sorangan kualitas kemanusiaannya. Ee… maaf, ini ada Yusril Ihza Mahendra, dia bilang: “Pilpres Bisa Diselesaikan di Dunia, Tak Perlu Sampai Hari Kiamat.” (tribunnews.com 27/6). Padahal, sarwa ursan di dunia, pasti bakal dipertanggung jawabkan di akhirat.
Seperti tercatat pada An-Nahl artikel 25: “(Ucapan mereka) menyebabkan mengatur membahu dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada yaum kiamat dan sebelah diryah orang yang mengatur sesatkan yang tidak memafhumi sedikitpun bahwa mengatur disesatkan. Ingatlah banget buruklah diryah yang mengatur galas itu.” (QS. An-Nahl: 25).
Dan pada surah Yaasiin artikel 12: “Kami membukukan apa-apa yang mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mengatur tinggalkan”. (QS. Yaasiin 12).
Ayat ini juga memberitahukan bagaimana nanti di akhirat Allah Ta’ala
menunjukkan catatan perbuatan manusia di dunia. Dan perbuatan mengatur
akan dimintai pertanggung jawaban.
Naaah, biji sorangan deh… (sc)
begitulah pembahasan tentang Sebodoh itukah BW Cs? Tentu TIDAK semoga artikel ini menambah wawasan terima kasih
Artikel ini diposting pada kategori the best health insurance in australia, best health insurance in australia for dental, best health insurance in australia review, , tanggal 25-08-2019, di kutip dari https://www.idtoday.co/2019/06/sebodoh-itukah-bw-cs-tentu-tidak.html
No comments:
Post a Comment